-----
Raimuna Daerah V Lampung merupakan kegiatan perkemahan dengan jumlah penerima terbanyak sehingga menjadi kegiatan terbesar dalam sejarah perkemahan di Lampung. Perkemahan yang digelar di Bumi Perkemahan Rajabasa, Bandar Lampung ini diikuti oleh 4.500 penerima dari 15 kabupaten dan kota se Provinsi Lampung.
Sabtu, 18 Desember 2016 yaitu awal dari kegiatan Raimuna Daerah V Lampung. Suatu pujian dan kehormatan bagi saya bersama 15 sahabat lainnya sanggup mewakili Kwaran Negara Batin (Kabupaten Way Kanan) untuk mengikuti kegiatan 5 tahunan ini.
Sabtu pagi, sempurna pukul 05.00, saya dan teman-teman berkumpul untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan kami bawa. Jam 06.00 kami berangkat dari Desa Purwa Agung, mengingat jarak kami yang terlalu jauh untuk sanggup hingga ke lokasi perkemahan. Mengingat keterbatasan dana yang ada, kami harus berangkat dengan mengendarai bus umum. Bagi kami apapun keadaannya tak masalah, sanggup hingga ke lokasi Raimuna Daerah menjadi kebahagiaan tiada terkira bagi kami.
Kami memang terpaksa harus berangkat tidak bersama kontingen dari Kwarcab Way Kanan. Hal ini dikarenakan lokasi kami yang paling jauh.
Tepat jam 14.00 kami hingga di Bupercab. Setibanya di lokasi kami tidak eksklusif mendirikan tenda. Kami makan siang bersama-bersama sembari menghilangkan kepenatan selama perjalanan yang menempuh waktu kurang lebih 8 jam. Apalagi jalan yang harus kami lalui cukup rusak parah, berlubang, dan becek di sana sini.
Setelah makan siang kami bersenda gurau sembari menunggu rombongan dari kontingen Waykanan. Namun alasannya yaitu rombongan tak kunjung tiba jadinya kami tetapkan berangkat terlebih dahulu ke bumi perkemahan putri yang terletak di Gedung Graha, berjarak kurang lebih 2-4 km dari Bumpercab.
Disana kami bertemu dengan rombongan dari Kwaran Kec. Negri Besar yang kebetulan lokasi tendanya satu kompleks dengan kami. Tenda kontingen Way Kanan memang dibagi dalam 4 kempleks yang berbeda, masing-masing mewakili Way Kanan di setiap kelurahan. Kebetulan kami dari kwaran Negara Batin bersama kwaran Negri Besar, Banjit, dan Pakuan Ratu menjadi perwakilan Way Kanan di kelurahan 4.
Kami dan kwaran Negri Besar tetapkan untuk eksklusif mendirikan tenda lebih. Apalagi mengingat cuaca yang ketika itu tidak mendukung. Ditemani dengan rintik hujan kami mendirikan tenda.
Namun ternyata kami mendirikan tenda di lokasi yang salah. Lokasi tersebut ternyata untuk penerima di kelurahan 3, padahal kami yaitu penerima di kelurahan 4.
Bayangkan saja, kami telah susah payah mendirikan tenda sambil menahan hirau taacuh ternyata kami salah lokasi dan harus kembali membongkar tenda alasannya yaitu keteledoran kami. Alhasil kami pun membongkar tenda dan mendirikannya kembali di lokasi yang baru. Hingga pukul 19.00, pendirian tenda kami selesai. Sekitar jam 19.30 rombongan dari Pakuan Ratu tiba, kebetulan pembina kami juga pembina mereka jadi kami sanggup dengan cepat untuk menjadi lebih akrab. Kami membantu mereka mendirikan tenda hingga jam 21.00, tak ada kata lelah bagi kami dan tak ada rasa individualisme dalam diri kami ketika seseorang membutuhkan tunjangan kami. Malam ahad kami habiskan dengan suka ria disana.
Keesokan harinya belum ada kegiatan sama sekali, masih menunggu penerima lainnya yang belum juga datang. Kami tiba pada hari Sabtu dan ternyata program pembukaan gres dilaksanakan pada hari Selasa. Awalnya kami merasa bosan, kami ingin pulang, tapi begitu program demi program dimulai kami merasa kami ingin lebih usang disini.
Malam Selasa (Senin 20 Desember 2016), pukul 20.00 diadakan program Welcome Party. 4.500 penerima dari segala penjuru lampung berkumpul disini, berpartisipasi untuk suksesnya program ini. Saat ini kami dari kontingen Waykanan di kelurahan 3 dan 4 terpisah dengan yang lainya. Meski demikian, ternyata cukup gampang mencari anggota kontingen kami lainnya. Kami mempunyai cara terendiri kalau bertemu dengan anggota lain. Kami cukup mengangkat tangan sembari membentuk abjad ‘’W’’ dan berteriak "Wayka", maka rombongan kami yang lainnya akan membalas dengan melaksanakan hal serupa.
Acara Welcome Party ternyata penuh surprise. Semula kami menganggap program ini hanya dimeriahkan oleh penerima Raida saja. Tetapi ternyata Welcome Party malam itu dihadiri juga oleh Kangen Band, Jendral Band, LO Band dan The Potters. Para penerima Raimuna Daerah V Lampung pun tidak mau kalah, masing-masing kontingen menyanyikan yel-yel masing-masing sehingga suasana semakin meriah. Acara Welcome Party berlangsung hingga pukul 22.00.
Keesokan harinya, Selasa 21 Desember 2016, diselenggarakan upacara pembukaan. Raimuna Daerah V Lampung secara resmi dibuka oleh Ketua Majelis Pembimbing Daerah, Kak M. Ridho Ficardo dan Ketua Kwarda Lampung Kak Idrus Effendi. Selain program Pembukaan juga dilaksanakan pembagian penghargaan kepada penerima Jambore Antar Bangsa dan Jambore Asean di Malaysia, pentas Saka Dirgantara, dan Lingkar Nusantara VI di Kalimantan. Pun penampilan dari kontingen Lampung Utara yang menyuguhkan atraksi "Joget Komando".
Setelah pembukaan kami kembali ke tenda, mempersiapkan diri untuk kegiatan selanjutnya. Ada banyak kegiatan selama kami disini, tetapi kami di setiap tenda mendapat jadwal yang berbeda. Karena ketika itu saya yaitu ketua Umpi, maka kegiatan saya sama dengan ketua umpi lainnya di kelurahan 4. Selama disana saya mendapat banyak pengalaman, dari bahan tertib kemudian lintas, kesehatan lingkungan, komunikasi radio bahkan kegiatan subcamp. Hampir setiap malam ketua umpi berkumpul, mengembangkan pikiran dan pendapat untuk kekompakan kelurahan kami.
Bagi saya yang paling berkesan yaitu ketika saya dan 450 ketua umpi dari bumper putra dan putri berangkat mengikuti kegiatan subcamp. Raimuna Daerah V Kwarda Lampung mempunyai dua lokasi subcamp, yaitu di Lanal Tentara Nasional Indonesia AL dan Lanal Tentara Nasional Indonesia AD. Kebetulan para ketua Umpi mengikuti subcamp di Lanal AL.
Saat itu Rabu, 22 Desember 2016. Tepat pukul 16.00 kami berangkat menuju pantai Klara di Kwarcab Pesawaran dengan menaiki 8 bus. Sorak sorai kami terdengar begitu menggembirakan, menghabiskan waktu dalam perjalanan selama kurang lebih 2 jam. Sesampainya kami di sana semilir angin bahari menyambut kami. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok berisi 45-50 peserta. Saat masuk dalam kelompok Barunang. Selepas pembagian kelompok, dilakukan upacara pembukaan subcamp. Yang menciptakan kami terkejut yaitu bunyi bom disudut-sudut lapangan yang ikut memeriahkan pembukaan.
Malamnya kami berkumpul di pinggir pantai untuk mengikuti kegiatan apresiasi film. Kami disuguhkan film ihwal Saka Bahari. Pukul 22.00, kegiatan apresiasi film berakhir dan kami bergegas untuk istirahat.
Keesokan harinya kami berdiri jam 04.00, melaksanakan higienis diri dan solat subuh. Setelah itu kami melaksanakan senam pagi, bersih-bersih area pantai dan melaksanakan santap pagi. Baru kali ini rasanya santap pagi dipinggir pantai dengan ratusan orang gila tanpa seorang kerabatpun. Ada 3 jenis kegiatan yang kami ikuti hari itu di markas Tentara Nasional Indonesia AL. Kami diajari cara menyelam, kemudian melaksanakan permainan besar, dan sesudah itu kami mendaki gunung. Yang paling berkesan selama subcamp itu ketika kami harus makan siang di bawah terik matahari, tertib, disiplin dan penuh tata krama. Lebih parah lagi selama dua hari satu malam kami tidak mandi sama sekali.
Kamis sore menunggu bus datang, ada rombongan gres yang juga tiba ketika itu. Diperjalanan pulang kami habiskan dengan canda tawa. Jam 18.30 kami hingga di bumi perkemahan di Gedung Graha dan kamipun menuju tenda kami masih-masing. Setelah kami beristirahat, makan dan mandi, kami kembali mengikuti kegiatan pentas seni dan apresiasi film. Sungguh lelah bagi kami tidak terasa sama sekali. Ada juga kegiatan yang diisi oleh sutradara film Hasduk Berpola, anggota dari MOPI Lampung, serta UNICEF Indonesia.
Jum’at 23 Desember, saya mendapat bab korve, tidak mengecewakan untuk sekedar istirahat hilangkan lelah. Saya korve dari pagi hingga ulet sore. Kebetulan 2 sahabat wanita dan 2 sahabat pria saya kegiatan nyeruit (sambel khas lampung), mereka sibuk menciptakan sambel dan menyediakan lalapan, pembina kami juga tiba ketika itu. Kami habiskan waktu bercanda hingga siang hari.
Setelah sholat Jum’at ada pembagian susu untuk masing-masing peserta, lucunya kami tiba ke kecamatan sambil membawa teko tetapi ternyata yang kami dapatkan hanya segelas susu. Soren dilaksanakan kegiatan karnaval budaya, menambah wawasan budaya lampung dari setiap kabupaten di provinsi Lampung. Sungguh indahnya perbedaan. Malam harinya program penutupan, ada beberapa artis lokal yang memeriahkan, hingga larut malam kami ikuti kegiatan, padahal esok hari kami harus menempuh 8 jam perjalanan menuju rumah kami.
Keesokkannya kami berkemas-kemas, berat rasanya untuk meninggalkan kawasan ini, arena Raimuna Daerah Lampung 2016. Sayonara bumi perkemahan. Sungguh ini pengalaman luar biasa bagi kami. Takkan pernah hilang dari ingatan kami.
Baca Juga:
- Serunya Ikut KEPAK Sekolah Menengah kejuruan Kwarda Jateng di Salib Putih
- Kemenangan Tak Terlupakan LKBBT di Balaikota Bogor
- Buper Sekipan Tawangmangu Menyimpan Cerita
- Bumi Perkemahan Kaligua Penuh Cerita
Biodata Penulis
Penulis yaitu Diffen Ayu Prameswari yaitu Penegak di SMAN 1 Negara Batin, Kabupaten Way Kanan. Facebook : Diffen Ayu Prameswari.
Ingin mengembangkan pengalaman bersama pramuka ibarat Diffen Ayu Prameswari yang bercerita ihwal "Raimuna Daerah V Lampung" di atas? Tulis dan kirimkan ceritamu ke redaksi Blog ria. Setiap pengalaman yang terpilih untuk dimuat, akan memperoleh pulsa seluler sebesar Rp 50.000 (lima puluh ribu rupiah). Baca ketentuannya di halaman : Pengalamanku Bersama .
0 Response to "Raida V Lampung Kenangan Tak Terlupakan"