Musyawarah Nasional Gerakan Tahun 1988 di Dili (ibu kota Provinsi Timor Timur; dikala ini negara Timor Leste) yang lalu mengukuhkan gelar Bapak Indonesia tersebut. Bahkan dia pun mendapatkan "Bronze Wolf Award", sebuah penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM). Di mana gres ada empat orang di Indonesia yang mendapatkan penghargaan ini, yakni: Sri Sultan Hamengku Buwono IX (1973); Abdul Aziz Saleh (1978); John Beng Kiat Liem (1982); dan Letjen Tentara Nasional Indonesia (Purn) H Mashudi (1985). Sebelumnya, pada tahun 1972 Sri Sultan pun mendapatkan penghargaan Silver World Award dari Boy Scouts of America.
Bapak Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwana IX |
Biografi Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Lahir di Yogyakarta pada 12 April 1912 dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun. Hamengkubuwana IX yaitu anak kesembilan dari Sri Sultan Hamengkubuwana VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Pendidikannya dimulai dari HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an ia berkuliah di Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda.
Pada tanggal 18 Maret 1940, dia dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta dengan gelar "Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga ing Ngayogyakarta Hadiningrat". Beliau yaitu Sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Di masa pendudukan Jepang, dia melarang pengiriman romusha. Saat kemerdekaan RI, dia bersama Paku Alam IX menjadi penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Saat Agresi Militer Belanda I, dia pula yang mengundang Presiden Soekarno untuk mengungsi dan memerintah Indonesia dari Yogyakarta. Pun Hamengkubuwana IX mempunyai tugas kunci dalam insiden Serangan Umum 1 Maret 1949.
Hamengkubuwana IX meninggal di Washington, DC, Amerika Serikat, 2 Oktober 1988 pada umur 76 tahun. Beliau dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta.
Peranan dalam Gerakan
Sejak usia muda Hamengkubuwana IX telah aktif dalam organisasi pendidikan kepanduan. Menjelang tahun 1960-an, Hamengkubuwana IX telah menjadi Pandu Agung (Pemimpin Kepanduan). Pada tahun 1961, ketika berbagai organisasi kepanduan di Indonesia berusaha disatukan dalam satu wadah, Sri Sultan Hamengkubuwono IX mempunyai tugas penting di dalamnya. Presiden RI dikala itu, Ir. Soekarno, berulang kali berkonsutasi dengan Sri Sultan wacana penyatuan organisasi kepanduan, pendirian Gerakan , dan pengembangannya.
Pada tanggal 9 Maret 1961, Presiden RI membentuk Panitia Pembentukan Gerakan . Panitia ini beranggotakan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono (Menteri P dan K), Dr.A. Azis Saleh (Menteri Pertanian), dan Achmadi (Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa). Panitia inilah yang lalu mengolah Anggaran Dasar Gerakan dan terbitnya Kepres Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961.
Pada tanggal 14 Agustus 1961, yang lalu dikenal sebagai Hari , selain dilakukan penganugerahan Panji Kepramukaan dan defile, juga dilakukan peresmian Mapinas (Majelis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari Gerakan . Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat sebagai Ketua Kwarnas sekaligus Wakil Ketua I Mapinas (Ketua Mapinas yaitu Presiden RI).
Bapak Indonesia dikala memberi sambutan di Rapat Kerja Nasional Gerakan Tahun 1973. Gambar : Dok. Kwarnas |
Sri Sultan bahkan menjabat sebagai Ketua Kwarnas (Kwartir Nasional) Gerakan sampai empat periode berturut-turut, yakni pada masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974. Sehingga selain menjadi Ketua Kwarnas yang pertama kali, Hamengkubuwono IX pun menjadi Ketua Kwarnas terlama kedua, yang menjabat selama 13 tahun (4 periode) setelah Letjen. Mashudi yang menjabat sebagai Ketua Kwarnas selama 15 tahun (3 periode).
Keberhasilan Sri Sultan Hamengku Buwana IX dalam membangun Gerakan dalam masa peralihan dari “kepanduan” ke “kepramukaan”, menerima kebanggaan bukan saja dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Beliau bahkan alhasil mendapatkan Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) pada tahun 1973. Bronze Wolf Award merupakan penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) kepada orang-orang yang berjasa besar dalam pengembangan kepramukaan.
Atas jasa tersebutlah, Musyawarah Nasional (Munas) Gerakan pada tahun 1988 yang berlangsung di Dili (Ibukota Provinsi Timor Timur, kini negara Timor Leste), mengukuhkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Indonesia. Pengangkatan ini tertuang dalam Surat Keputusan nomor 10/MUNAS/88 wacana Bapak .
Hal-hal Lain Terkait Hamengku Buwana IX
Riwayat Pendidikan:
- Taman kanak-kanak atau Frobel School asuhan Juffrouw Willer di Bintaran Kidul
- Eerste Europese Lagere School (1925)
- Hogere Burger School (HBS, setingkat Sekolah Menengah Pertama dan SMU) di Semarang dan Bandung (1931)
- Rijkuniversiteit Leiden, jurusan Indologie (ilmu wacana Indonesia) lalu ekonomi
Sri Sultan Hamengkubuwana IX dikala menjabat sebagai Wapres RI |
- Raja Kesultanan Yogyakarta (1940-1988)
- Kepala dan Gubernur Militer Daerah spesial Yogyakarta (1945-1988)
- Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III (1946 - 1947)
- Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II (1947 - 1947 dan 1947 - 1948)
- Menteri Negara pada Kabinet Hatta I (1948 - 1949)
- Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II (1949 - 20 1949)
- Menteri Pertahanan pada masa RIS (1949 - 1950)
- Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Natsir (1950 - 1951)
- Ketua Dewan Kurator Universitas Gajah Mada Yogyakarta (1951)
- Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956)
- Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif Colombo Plan (1957)
- Ketua Federasi ASEAN Games (1958)
- Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (1959)
- Ketua Kwartir Nasional Gerakan (1961-1974)
- Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB wacana Perjalanan dan Pariwisata (1963)
- Menteri Koordinator Pembangunan (1966)
- Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 (Maret 1966)
- Ketua Kwartir Nasional Gerakan (1968)
- Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI (1968)
- Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel Association (PATA) di California, Amerika Serikat (1968)
- Wakil Presiden Republik Indonesia (1973 - 1978)
Lain-lain:
- Pahlawan Nasional Indonesia (ditetapkan pada 8 Juni 2003)
- Bapak Indonesia (ditetapkan pada 1988)
- Raja Kesultanan Yogyakarta terlama (1940-1988)
- Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia (1945-1988)
- Ketua Kwarnas Gerakan dengan periode terbanyak (4 periode)
- Ketua Kwarnas Gerakan dengan masa bakti terlama kedua (13 tahun)
- Orang Indonesia pertama peraih Bronze Wolf Award dari WOSM (1973)
- Penerima Silver World Award dari Boy Scouts of America (1972)
Itulah sejarah dan profil singkat Bapak Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwana IX.
0 Response to "Bapak Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono Ix"